higher

Minggu, 05 September 2021

Bank Digital



Sebagai tambahan platform e commerce shoope mengakuisisi Bank Kesejahteraan Ekonomi menjadi bank digital Sea Bank. Maka ini semakin menarik ditengah kompetitifnya bank digital yang ada di Indonesia. Juga menjadi warning bagi bank konvensional untuk lebih memberikan yang terbaik untuk nasabah maupun calon nasabah. 

Ke depan bank digital dan konvensional akan saling melengkapi kalau tidak bisa disebut bersaing. Sinergi ini penting terutama juga pilihan layanan yang bermutu , efektif dan efisien. Utamanya nasabah dan calon nasabah akan semakin termanjakan.

Sabtu, 23 Januari 2021

Bank Digital Menuju Masa Depan

 

BRI Agro akan disiapkan jadi bank digital, persaingan neobank semakin seru

Jumat, 22 Januari 2021 |  17:19 WIB
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlombaan bank digital di Tanah Air semakin memanas. Peluang neobank untuk berkembang cukup besar di tengah tingginya aktivitas masyarakat secara daring. 

Pandemi Covid-19 jadi momentum yang pas dalam percepatan tranformasi layanan perbankan secara digital. Dengan transformasi itu, nasabah bisa melakukan transaksi dan mengakses layananan keuangan lainnya hanya lewat gadget.

Sebelumnya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) lewat anak usahanya Bank Digital BCA dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang sudah mengumumkan akan jadi bank digital penuh. Yang terbaru, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga sedang mengambil ancang-ancang masuk ke ranah digital. 

"Terkait bisnis digital dengan menjadikan BRI Agro sebagai kendaraan bisnis, kami memang arahnya kesana," ujar Sunarso dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/1)

Namun, rencana itu menurutnya masih membutuhkan banyak persiapan. Untuk mengembangkan bank digital, perseroan perlu mempersiapkan infrastruktur, produk, Sumber Daya Manusia (SDM) dan target pasar yang dibidik. 

Sementara Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang belum bisa menjawab persiapan apa yang dilakukan menuju rencana jadi bank digital tersebut.

Ia mengatakan, detail rencana bisnis Bank Agro tahun ini baru bisa disampaikan setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Jadi referensi kami untuk sementara adalah yang disampaikan pak Sunarso," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/1).

Tahun ini, BRI telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) IT sebesar Rp 3,5 triliun. 

Direktur Digital, Teknologi dan Informasi BRI Indra Utoyo menjelaskan,  capex itu terutama akan digunakan untuk modernisasi dari core banking terkait dengan financial system dan perangkat-perangkat unit kerja BRI yang melakukan transformasi. 

Di samping itu, BRI juga tetap membuka peluang untuk melakukan aksi korporasi lewat akuisisi tahun ini. Oleh karena itu, bank pelat merah ini akan menyiapkan anggaran tidak kurang dari Rp 5 triliun jika ditemukan peluang akuisisi. 

Selain BRI, PT Bank Harda Tbk (BBHI) juga bakal masuk ke ranah bank digital setelah resmi diakuisisi oleh PT Mega Corpora, perusahaan milik pengusaha Chairul Tanjung. 

Dalam prospektus akuisisi yang dipublikasikan pada Desember 2020,  Mega Corpora disebut berkomitmen mengembangkan Bank Harda menjadi bank yang akan melayani para nasabah dengan menggunakan platform teknologi digital serta menjadikan bank jadi lebih kuat dan berdaya saing agar bisa menjadi bank berskala nasional.

OJK telah memberi lampu hijau bagi bank digital bisa beroperasi tanpa harus memiliki kantor cabang fisik. Itu tercantum dalam sub bahasan di rancangan Peraturan OJK tentang Bank Umum yang sedang digodok dan ditargetkan diluncurkan semester I ini. Namun, aturan detail yang akan jadi pijakan bagi bank digital di Indonesia masih belum ada.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat mengatakan, bank digital saat ini masih mengacu ke pengaturan aktivitas sebagai digital bank dan itu ada di POJK Managemen Resiko Teknologi Informasi (MRTI). OJK baru akan mengkaji untuk membuat aturan lebih rinci setelah POJK Bank Umum selesai. 

Sementara itu, Bank Digital BCA ditargetkan akan meluncur tahun ini.  Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan, bank itu akan hadir lewat aplikasi super canggih  yang akan menggarap seluruh segmen usia.

"Tidak anya untuk milenial, BCA Digital juga hadir bagi masyarakat yang sudah terbiasa dan lebih memilih bertransaksi dengan teknologi digital (Digital Savvy)," jelasnya.

Untuk tahap awal, BCA Digital hanya akan fokus pada layanan pendanaan dulu. Bank ini akan memfasilitasi berbagai transaksi perbankan digital melalui aplikasi digital berbasis smartphone. 

Layanan kredit baru akan diluncurkan tahap berikutnya. Nantinya, penyaluran kredit akan menyasar segmen individual, individual bisnis, UMKM, dan juga retail.

Sementara konsep digital yang diusung Bank Jago disebut tidak akan berkompetisi secara langsung dengan layanan digital yang sudah dimiliki bank lain. 

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar sebelumnya menjelaskan, konsep digital yang dilakukan adalah lewat bekerjasama dengan semua platform dalam ekosistem digital. 

Bank Jago akan bekerjasama dengan platform mulai dari e-commerce, aplikasi jasa penyedia transportasi, industri travel, online shop, hiburan, hingga pembayaran digital dan fintech lending. 

Posisi Bank Jago di industri bank digital telah diperkuat dengan masuknya Gojek sebagai investor dengan menggengam 22% sahamnya. Lewat kolaborasi strategis tersebut, Go-Jek sebagai penyedia layanan on-demand dan aplikasi pembayaran akan menyediakan layanan perbankan di platformnya sehingga pelanggan Gojek dapat membuka rekening Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi Gojek. 


Sumber : Kontan 


 








Kuarter pertama pengiriman vaksin AstraZeneca

 

AstraZeneca to cut EU's COVID vaccine deliveries by 60% in first quarter

FILE PHOTO: FILE PHOTO: Vial and sryinge are seen in front of displayed AstraZeneca logo
FILE PHOTO: A vial and syringe in front of an AstraZeneca logo in this illustration taken January 11, 2021. REUTERS/Dado Ruvic

BRUSSELS: Europe's COVID-19 vaccination drive was dealt another blow on Friday (Jan 22) when AstraZeneca said initial deliveries to the region will fall short of the targeted volumes because of a production glitch.

"Initial volumes will be lower than originally anticipated due to reduced yields at a manufacturing site within our European supply chain," a company spokesman said in a written statement, declining to provide details.


While BioNTech's product, as well as a vaccine made by US biotech firm Moderna, have already been launched after winning regulatory clearance, an EU decision on regulatory approval of Astra's compound is expected by the end of January. 

We will be supplying tens of millions of doses in February and March to the European Union, as we continue to ramp up production volumes," the British drugmaker, who is partnering with Oxford University, said. The spokesman would not provide the initial volume target.

The EU has struck a deal to purchase at least 300 million doses from Astra, with an option for an additional 100 million, part of the company's global commitments to supply more than 3 billion doses.


Austrian Health Minister Rudolf Anschober warned AstraZeneca that any delay would be "absolutely unacceptable", though he stopped short of confirming reports in Austrian media that the company had told the country it could only supply 600,000 vaccine doses in the first quarter rather than the 2 million originally planned.

Austrian Chancellor Sebastian Kurz said on Monday he and his counterparts from Denmark and Greece would pressure the European Medicines Agency to rapidly approve AstraZeneca's vaccine. The Baltic states and the Czech Republic have joined that effort.


Source: Reuters

Bank Digital

Sebagai tambahan platform e commerce shoope mengakuisisi Bank Kesejahteraan Ekonomi menjadi bank digital Sea Bank. Maka ini semakin menarik...